Pelurusan Paradigma Sejarah Bagi Masyarakat Awam dan Peran Penting Sejarah


Source: https://www.pinterest.com
Sejarah, apa yang ada di benak kalian jika mendengar kata itu? Banyak yang bilang bahwa sejarah adalah hanya sebatas masalalu, ya memang benar sejarah adalah masalalu tetapi bukan hanya sebatas itu, Sejarah  secara etimologis kata sejarah berasal dari Bahasa Arab syajarah yang artinya pohon (syajarah an-nasab, artinya pohon silsilah). Kita memakai kata sejarah bukan berdasar arti literal (yang artinya pohon), melainkan kehidupan manusia dengan segala perubahan perkembangan dan dinamikanya. Kehidupan manusia tesebut dianalogikan dengan kehidupan pohon yang menunjukan suatu gerak dinamis (tumbuh, berkembang, mati). Pertumbuhan pohon: biji, kecambah/tunas, tumbuh dewasa, berbunga, berbuah, dg segala dahan, ranting, dan cabang. Nah, seperti itulah kurang lebih definisi dari Sejarah mungkin kaum akademisi lebih paham akan hal ini.
            Sejarah seringkali dikaitkan atau disamakan dengan mitos atau dalam bahasa yunani disebut mythos berarti “dongeng”. Ya memang benar bahwasanya mitos ini menceritakan masalalu, tetapi Sejarah bukanlah mitos dengan pertimbangan mitos menceritakan masalalu dengan tidak jelas dan kejadian yang tidak masuk akal, berbeda halnya dengan sejarah, sejarah meceritakan berdasarkan fakta dan data sekaligus sangat mementingkan proses pembuatan atau penulisan sejarah itu sendiri.
            Banyak orang yang menganggap remeh ilmu sejarah. Mereka melihat sejarah sebagai sesuatu yang tidak ilmiah karena tidak memenuhi faktor-faktor keilmuan, artinya sejarah hanyalah sebatas pengetahuan, bukan sebagai ilmu. Pendapat seperti ini tidak dapat diterima oleh akal sehat karena sejarah mustahil dapat diulang dengan cara apa pun karena sejarah hanya terjadi sekali untuk selama-lamanya atau bersifat unik dan sejarah juga mempunyai kaidah-kaidah dan memiliki metodologi.
            Terus apa sih manfaat dari mempelajari sejarah itu sendiri ?, Menurut Kuntowijoyo dalam bukunya “Pengantar Ilmu Sejarah” Orang tidak akan belajar sejarah kalau tidak ada gunanya. Kenyataanya bahwa sejarah terus ditulis orang, di semua peradaban dan di sepanjang waktu, sebenarnya cukup menjadi bukti bahwa sejarah itu perlu.
            Al-Quran, Sekalipun tidak secara eksplisit menjelaskan kegunaan mempelajar sejarah, mengungkapkan dengan tegas bahwa sejarah Al-Quran sering menggunakan kata Qisah- Memiliki kegunaan untuk meneropong masa depan. Sejarah berfungsi sebagai Mau’izlah dan Lizikri. Apabila ditelusuri, beberapa ayat yang terkandung dalam Al-Quran yang berkaitan dengan kegunaan mempelajari sejarah. Ada ayat yang menceritakan kisah-kisah yang pernah terjadi pada masyarakat tertentu atau sekelompok orang yang tetap mempertahankan kebenaran agama. Misalnya, Nabi Yusuf a.s., Shahib Al-Kahfi, dan lainnya.
            Lalu setelah tau kegunaan mempelajari sejarah, apa peranan real dari Sejarah itu sendiri? Nah saya yang kebutulan menutut ilmu di jurusan Ilmu Sejarah seringkali mendapatkan banyak pertanyaan-pertanyaan konservatif seperti ”Mau jadi apa setalah lulus kuliah di Jurusan Ilmu Sejarah?”. Pada hakikatnya kuliah adalah mencari ilmu, dan Pekerjaan (matrealistis) membutuhkan ilmu bukan? Just simple. Bahkan mengenai peranan sejarah sangat mencolok sekali, untuk menguasai dunia setidaknya ada tiga cabang ilmu yang harus dikuasai antaralain Filsafat, Bahasa, dan Sejarah.
            Saya akan lebih mengupas peranan sejarah menurut hemat saya (banyak buku-buku yang sudah memaparkan peranan sejarah) berikut beberapa peranan sejarah:
1.      Untuk mengatasi masa sekarang perlu berkaca pada masa lalu. Contoh: Kita tahu banyak kemacetan terjadi dimana-dimana, nah bukan berarti pada zaman dulu tidak ada kemacetan maka dari itu sejarah menawarkan resolusi semisal pada zaman dahulu ada yang namanya angkutan masal pada zaman kolonial, sejarawan punya data-data mengenai apa penyebab kemacetan itu terjadi maka dari itu Sejarah merupakan refleksi buat masa sekarang maupun masa depan.
2.      Sejarah agar “manusia” tidak seperti keledai (analogi). Maksudnya peranan sejarah adalah memberikan informasi terkait masalalu. Misalnya kita tahu pada kekuasaan Bani ummayah dan abbasiah islam begi jaya, lalu akibat akhlak yang rusak maka hancurlah kekuasaan itu, jadi sejarah suatu pembelajaran agar tidak seperti keledai yang jatuh kedalam lubang yang sama.
3.      Sejarah agen rekonstuksi moral. Jika masyarakat mengetahui sejarah, pasti mereka akan menceritakan setidaknya kepada anaknya (generasi penerus) mislkan mereka menceritakan kebokbrokan moral pada masa bani ummayah dan abasiyah yang mengakibatkan keruntuhan, nah pasti itu akan menstimulus anak untuk belajar dari kesalahan karena bokbroknya akhlak pada waktu itu.
4.      Sejarah sebagai peran eksistensi diri. Waah ini nih yang baru-baru ini dialami salah satu dosen saya yaitu Bapak Purnawan Basundoro, dengan sejarah beliau diliput oleh berbagai TV lokal tidak lain dan tidak bukan itu berkat karena pengetahuan beliau tentang sejarah terutama sejarah perkotaan.
5.      Sejarah sebagai peran rekreatif. Manusia pasti mempunyai titik jenuh pada suatu keadaan. Ketika lelah bekerja, belajar (jangan sampai) atau apapun itu tidak ada salahnya untuk mengunjungi salah satu peninggalan sejarah seperti candi borobudur atau prambanan disana banyak menawarkan keindahan tentunya buat refreshing.
6.      Sejarah sebagai peran ekonomi negara. Itu tadi yang sudah di paparkan di point ke lima di sektor parisiwata sejarah mempunyai andil dalam income keuangan negara.
Nah, banyak bukan peran-peran sejarah? Di harapkan dari tulisan ini dapat di ambil pembelajaran dan di implementasikan pada kehidupan, ingat kata-kata Bung Karno “JAS MERAH” Jangan sekali-kali melupakan sejarah. Sejarah merupakan refleksi kehidupan masalalu yang wajib kita benahi kesalahan-kesalahan terdahulu, mari memperbaiki kualitas diri dengan sejarah. Tidak ada seseorang pun yang mengetahui masa depan maka dari mari ciptakan sejarah-sejarah dengan prestasi, bangkitkan kembali budaya literasi tak lupa untuk selalu berusaha, ikhtiar dan berdoa, tak afdol jika tidak bergerak untuk kemaslahatan orang banyak itu merupakan kunci kebahagian hakiki. Ilmu dan bakti kuberikan, adil dan makmur kuperjuangankan. Wallahualam bissawab
Fitra Riyanto, Ilmu Sejarah 2016, Universitas Airlangga

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ki Hadjar Dewantara: (Refleksi) Melawan Problem Kekininan.

Sudah Benarkah Kritik Kita?