Postingan

Merdeka itu Si(apa)?

Mainstream hari ini tepat pada tanggal, 17 Agustus 2017 negeriku merayakan hari jadinya yang (katanya) ke-72. Hari jadi atau disebut hari kemerdekaan ini tidak serta merta instan didapatkan, dari anak SD sampai Kakek-nenekpun tahu negeriku ini didapat dengan perjalanan waktu yang sangat pelik. Kemajuan dan kemunduran pun bisa diukur dari waktu tersebut. Apakah Indonesia sudah menjadi negara yang lebih baik atau sebaliknya, Apakah PR pemerintah sudah selesai atau semakin menumpuk? Entahlah. Kini kemerdekaan bangsa Indonesia mencapai 72 tahun sudah, namum kehidupan rakyat Indonesia masih jauh dari kata sejahtera, hanya pihak dan golongan tertentu saja yang merasakan kesejahteraan itu. Lantas, apa arti mendalam dari kemerdekaan itu sendiri? Berbicara tentang kemerdekaan, sebuah bangsa dikatakan merdeka bukan sekadar hanya bebas dari cengkraman imperialisme dan kolonialisme penjajah saja, tetapi menurut saya esensi dari kemerdekaan sesungguhnya adalah tiada lagi rakyat yang memikirka...

Sumbangan Islam Kepada Peraban

Buku yang ditulis Haidar Bamato yang berjudul “ Sumbangan Islam Kepada Peradaban ” tepat pada bagian pendahuluan terdapat kata-kata pembuka “Galilah api islam, warisilah apinya, dan jangan warisi abunya” demikianlah pesan Bung Karno pada buku ini, apabila jika direpresentasikan menurut penulis; memiliki makna bahwa pewarisan “api” disini memiliki makna agar kita senantiasa untuk terus bersemangat dan menggali apa saja yang ada pada Islam baik itu yang sudah digali maupun yang masih di awang-awang. Sedangkan jangan warisi “abunya” memiliki makna; kita sebagai manusia jangan hanya terlena dengan hasil-hasil peradaban yang sudah ada seperti yang terjadi dewasa ini, dimana kita dimanjakan dengan nyentriknya teknologi dsb. Nah jiwa dan ghirah ini lah yang pada substantifnya ter- frame dalam lembaran-lembaran buku ini. Dalam buku ini di uraikan secara kronologis sejak islam hadir sampai masa ke emasanya dan mengukuhkan bahwa kaum-kaum muslim hadir dengan memberikan banyak pengaruh baik i...

Sisi Lain Ramadhan

Gambar
Bulan Seribu Bulan Ahlanwassahlan….. Subhanallah …tidak terasa kini sudah berada di pintu gerbang bulan yang selalu dirindukan oleh segenap umat Islam, yakni bulan Ramadhan. Bulan Ramadhan merupakan bulan yang lebih baik dan memiliki keutamaan seribu bulan atas bulan yang lain. Bulan yang penuh rahmat, ampunan dan pembebasan dari api neraka. Bulan ramadhan merupakan bulan yang sangat dinanti oleh kaum muslim di berbagai belahan dunia. Pada bulan ini muslim-muslim di berbagai belahan dunia hiruk pikuk untuk menyambut datangnya bulan yang penuh ampnan ini, tidak perlu jauh-jauh kita dapat melihat femomena-fenomena penyikapan terhadap bulan ramadhan di Indonesia, seluruh masyrakat berbondong-bondong untuk senantiasa mendapatkan rahmat dariNya, tak ayal waktu demi waktu dipergunakan untuk semata-mata beribadah kepadanya karena bulan Ramadhan merupakan penghulu ( sayyidusysyuhur ) dari seluruh bulan dalam satu tahun, dan banyak pula keutamaan-keutamaan pada bulan ini (ramadhan). Demiki...

Ki Hadjar Dewantara: (Refleksi) Melawan Problem Kekininan.

Gambar
Seabad Kebangkitan Nasional, Gempuran globalisasi sebagai anak kandung neoliberalisme dengan sisi negatifnya praktik ekonomi kapitalistis memperparah keadaan pasca-reformasi. Kesenjangan kelompok kaya dan miskin, yang memperoleh akses informasi dan bahkan tidak sama sekali memperolehnya, upaya gencar pemberantasan korupsi yang eloknya-dibarengi semakin masifnya korupsi jua, pilkada atas nama otonomi yang semua berakhir ricuh, dan seterusnya menandai suasana serba kontras yang memunculkan kekhawatiran failed country (negara yang gagal). Setelah 71 tahun merdeka "Pendidikan belum tuntas mengikis belenggu berpikir, dan kasaranya masih sebagai bangsa yang terjajah. Dalam beberapa hal justru pendidikan melahirkan belenggu-belenggu dan polemik baru pada faktanya. Belenggu gaya hidup konsumtif, belenggu berpikir , dan berprilaku gaya asing ( westrenisasi ) dsb yang disebabkan akan kurangnya pemahaman mengenai basic khitah budaya dan kebudayaannya, sejarah bangsa yang (ter)dil...
Gambar
REFLEKSI-REVITALISASI MAKNA HARI BUKU SEDUNIA Oleh: Fitra Riyanto Setiap tahun, 17 Mei diperingati sebagai Hari Buku Nasional. Perayaannya memang tidak besar-besaran dan meriah (biasanya), namun lebih pada “memaknai” dan sebagai upaya menumbuhkan dan meningkatkan minat baca masyarakat Indonesia. Penentuan 17 Mei sebagai Hari Buku Nasional sendiri merupakan ide Menteri Pendidikan dari Kabinet Gotong Royong, Abdul Malik Fadjar sejak 2002. Di hari tersebut, juga bertepatan dengan peringatan pendirian Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) di Jakarta pada 17 Mei 1980. Penetapan Hari Buku Nasional diharapkan mampu memacu minat baca masyarakat Indonesia, sekaligus menaikkan penjualan buku. Pasalnya, di Indonesia, rata-rata hanya 18 ribu judul buku yang dicetak setiap tahunnya. Jumlah tersebut jauh berbeda dengan negara lainnya, seperti Jepang dengan 40 ribu judul buku per tahun dan China dengan 140 ribu judul per tahun (Menurut Okezone). Selain Hari Buku Nasional,...

Sudah Benarkah Kritik Kita?

Gambar
Source: Rockypanjaitan Bismillah.. Berangkat dari rasa ketidak tahuan dan rasa bodoh, sedikit ingin berdialektika tentang hal yang "fundamental". Perihal mengenai tanpa adanya sikap solutif. Kritik tanpa perlu definitif teman-teman pasti sudah paham. Langsung pada substansi, Kritik tanpa adanya sikap solutif “ibarat hidup didunia tapi tidak tahu tujuan hidup dan untuk apa hidup”. Saat mengkritik seseorang yang tujuannya bersifat membangun, tentu saja hal tersebut bern ilai ibadah atau kebaikan menurut agama. Penulis bukan berbicara tentang Mereka, anda ataupun dia, hanya saja saya rindu akan sifat humanis yang tersalurkan melalui kata yang arif nan bijaksana. Alangkah bijak jika seseorang ketika memberitahu (krtitik) tentang sesuatu dengan memberikan sesuatu. Bukan memberitahu sesuatu tetapi hanya ingin terkenal dengan retorikanya yang membuat raisa pun jatuh cinta istilahnya, tanpa memberikan substansi dan solusi. Acapkali Tidak jelas antara Kritik dengan menghujat...

Ada Karet di Fakultasku

Gambar
Pernahkah kalian terlambat atau  ngaret  dalam menghadiri suatu acara? Terlambat kerja, terlambat masuk kampus dan terlambat menghadiri rapat merupakan sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan dan sering di lakukan oleh kalangan bawah hingga kaum akademisi. Saya punya teman satu fakultas saya yang sangat lelet dan tiap hari terlambat ke kampus. Sungguh luar biasa bila dia terlambat, bukan satu atau dua menit tetapi 30 menit bahkan 1 Jam dia bisa telat, luar biasa bukan?